Motivasihijrahmuslim.com - sejumlah penduduk erupsi erupsi Gunung Semeru di desa Supiturang, kabupaten Pronojiwo, Kabupaten Lumajang dipantau dengan lemas. Mereka kelaparan, karena mereka belum tersentuh oleh bantuan.

Berdasarkan pemantauan, ada 15 keluarga yang mengungsi di salah satu Masjid Desa Supitangurang. Mayoritas wanita, lansia dan anak-anak.

"Masih makan sekali sejak kemarin, jika ditanya apa yang dia butuhkan untuk makan dan minum," kata Syamsul, salah satu pengungsi dari Hamlet Sumbersari, Desa Supiturang, Distrik Pronojiwo, Minggu (5/12/2021).

Sebenarnya selain membutuhkan makanan, dan minuman, warga di kamp-kamp pengungsi juga membutuhkan selimut.

"Sampai sekarang masih ada bantuan karpet dari kementerian kemarin. Kami membutuhkan selimut juga," katanya.

Secara terpisah, kepala kecamatan Pronojiwo, Abdillah Irshad dikonfirmasi. Saat ini kebutuhan mendesak adalah selimut dan tempat tidur.

"Kebutuhan akan para pengungsi adalah alas yang paling dibutuhkan untuk tidur dan selimut karena pada malam hari di sini sangat dingin terutama untuk orang tua dan anak-anak. Dan pakaian bekas layak dipakai," katanya.

Sementara itu, distribusi bantuan memang stagnan karena gangguan jembatan Perak atau Perak Gladak ditabrak oleh Gunung Semeru Lahar. Akibatnya, akses dari Lumajang ke Pronojiwo (berbatasan dengan Kabupaten Malang) benar-benar lumpuh.

"Tapi kami meminta bantuan kepada pemerintah Kabupaten Malang untuk membantu mengatasi di sini. Dan kami masih mengurangi personel untuk menjaga termasuk kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan Sekda," katanya.

Sementara itu dari data yang dikumpulkan oleh kecamatan 890 pengungsi yang tersebar di tujuh titik kamp pengungsi.

"Dan kita masih fokus mencari korban," dia menutupnya.