Motivasihijrahmuslim.com - Pangeran Seri Kesultanan Pontianak Syarif Machmud Alkadrie menyampaikan permintaan maaf terkait insiden dari Maha Ratu Mas Mahkota Kusuma Sari Nina Widiastuti yang berlangsung di Pontianak Kadriah Kesultanan Palace pada Minggu, Oktober 31, 2021.

Permintaan maaf itu disampaikan melalui video rekaman menyebar ke media sosial.

"Saya meminta maaf sebanyak mungkin kepada orang-orang di Nusantara, khususnya Kota Pontianak atas insiden tersebut," ujarnya, Kamis (2021/04/11) malam.

Menurut Syarif Machmud, kejadian itu sangat tidak pantas di tempat suci. Karena, istana Kadriah Kesultanan Pontianak didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman bukan individu. Tapi milik semua keturunan Sultan Syarif Abdurrahman.

"Oleh karena itu, saya sebagai Pangeran negara Kesultanan Pontianak mendukung pernyataan sikap Zuriaiat Alkadrie yang disampaikan di makam Pontianak Kite. Karena insiden itu sangat berdampak pada Marwah Kesultanan Pontianak," katanya.

Sejalan dengan pernyataan resmi dari Zuriaiat Alkadrie, Syarif Machmud juga meminta ahli waris lainnya Pontianak kesultanan untuk bersama-sama mengambil sikap mereka.

Menurut dia, rangkaian acara di istana telah melanggar adat dan semangat pendiri Kesultanan Pontianak.

"Sekali lagi, untuk semua kejadian ini, saya menyampaikan permintaan maaf yang luar biasa untuk semua pihak," katanya.

Untuk diketahui, informasi viral pengusiran serta dugaan penganiayaan terhadap Ratu Nina, pelakor, tahta, dan lainnya menjadi buah bibir warganet.

Ratu Nina diusir secara kasar atas perintah Sultan ke-IX Kesultanan Kadariah Pontianak PYM Syarif Machmud Melvin Alkadrie, yang tak lain suaminya.

Sultan Melvin memerintahkan pengusiran sesaat sebelum penobatan Tanaya Ahmad, sebagai ratu baru di kesultanan. Tanaya disebut sebagai istri Siri Sultan Melvin.

Ratu Nina dianggap telah membuat suara sebelum penobatan Tanaya sebagai ratu. Bahkan, menurut Ratu Nina, dia hanya mempertanyakan apa penobatan itu.

Karena Queen Nina menganggap dirinya masih seorang istri yang sah dari Sultan Melvin. Karena proses rujukan belum ketuk palu.

Sebagai hasil dari pengusiran paksa ini, Ratu Nina telah dirawat intensif di rumah sakit. Kejadian ini telah dilaporkan ke polisi. Saat ini penyidik ​​masih melakukan pemeriksaan sejumlah saksi. Ada sembilan saksi diperiksa.

"Kami telah memanggil tiga orang pengawal kesultanan untuk diperiksa sebagai saksi dalam rangka untuk penyelidikan," kata Kasat Reskrim Polresta Pontianak AKP Indra Asrianto ditemui di ruangannya, Kamis (4/11/2021) sore.

Tiga orang yang ditanyai adalah penjaga Sultan Melvin yang diperintahkan untuk membawa Queen Nina keluar dari istana. Sedangkan untuk Sultan Melvin, Indra mengatakan, pernyataannya belum diperiksa.

"Belum (diperiksa). Kami akan menjadwalkan kehadiran Sultan ke Polisi Pontianak hanya menemani pengawal kita cek," katanya.

Total saksi sampai hari ini telah sembilan diperiksa. Enam orang dari pelapor, tiga dari kesultanan. "Tiga orang yang ditanyai saat ini adalah orang-orang yg viral dalam video," katanya.

Sementara itu, Sultan Melvin belum memberikan informasi kepada sejumlah media yang mengkonfirmasikannya.

Kabarnya, dalam waktu dekat Istana Kesultanan Kadriah Pontianak akan memberikan pernyataan tentang insiden viral yang terjadi tak lama sebelum pemberian gelar ini.

Tetapi sebelumnya, Tanaya, yang dinobatkan sebagai Ratu Agung Mahkota Besar Kesultanan Pontianak telah membuat instastori yang tampaknya mewakili Kesultanan.

"Untuk berita yang sedang viral ini, kami atas nama Istana Kadriah Pontianak akan memberikan klarifikasi. Terima kasih untuk media yang sudah menggoreng berita ini menjadi ramai dan pihak-pihak belakang layar terima kasih telah mempermalukan suami saya. Setelah sesi acara di istana selesai kami bongkar semua yang terjadi," tulisnya.

Hingga saat ini, belum ada klarifikasi yang dimaksud. Sikap selebgram yang terkenal dengan nama Mak Repek ini juga dikritik. Sikap yang dikritik karena dengan mudah menggunakan nama Kesultanan Pontianak Kadriah dalam unggahan akun pribadinya.

Sebelumnya Dilaporkan, Maha Ratu Mas Mahkota Sari Nina Widiastuti melaporkan dugaan penganiayaan terhadapnya yang terjadi di Kultanan Kadarna Pontianak ke Polisi Pontianak pada Minggu (31/10/2021) malam.

Sebagai hasil dari dugaan penganiayaan ini, istri pertama Sultan IX Kultanate Kadariah Pontianak harus menerima perawatan intensif di rumah sakit. Sebelum jatuh dan bergegas ke rumah sakit, Ratu Nina telah menjelaskan awal kejadian itu.

Penobatan Maha Ratu

Insiden itu dimulai ketika Ratu Nina mendengar penobatan Tanaya Ahmad sebagai Maha Ratu oleh Sultan Ix Kultanate Kadarah Pylianak Pym Syarif Machmud Melvin Alkadrie.

"Saya masih istri yang sah dan saya tidak menerimanya (Tanaya) akan dimahkotai. Karena saya masih istri yang sah dari Sultan," kata Ratu Nina ke sejumlah jurnalis setelah membuat laporan polisi pada hari Minggu (31). / 10/2021) malam.

Tanaya dikatakan sebagai istri Siri Sultan Melvin. Hubungan tersebut dikenal sejak 2018. Karena hubungan antara Sultan Melvin dan Ratu Nina kurang harmonis.

Puncaknya, Sultan Melvin menggugat perceraian Ratu Nina, tetapi proses perceraian masih di pengadilan. Jadi tidak ada ketentuan hukum.

"Jadi, saya masih istri sah. Karena yang harus dinobatkan itu adalah istri sah dari seorang Sultan. Istri sah baru bisa mendapat gelar,” kata Ratu Nina.

Karena dia tidak menerima rencana penobatan, Ratu Nina dan kedua putrinya datang ke Istana Kultanate Pontianak. Setibanya di istana, suasananya sedang bersiap untuk mengadakan penobatan.

 "Aku diseret oleh beberapa pria. Aku diperlakukan dengan tidak pantas. Meskipun, aku punya hak untuk menemani Sultan di setiap acara," lanjutnya.

Ratu Nina mengklaim dia tidak ingin membuat keributan di istana. Dia dan kedua putrinya hanya ingin datang dan meminta Sultan Melvin atas dasar apa wanita yang disebutnya pelakor itu diberi gelar Maha Ratu.

“Itu yang ingin saya tanyakan. Tapi karena mungkin mereka sudah tahu kehadiran saya dan takut akan terbongkar bahwa (Tanaya) itu bukan istri sah sultan, jadi sultan perintahkan kepada pihak istana untuk menyeret saya keluar,” ceritanya.

Ratu Nina mengakui, sangat hafal dengan pria yang menyeretnya keluar dari acara itu. Meski begitu, dia mengklaim tamu yang hadir di acara itu, tidak ada satu pun upaya untuk membantunya. Kecuali untuk kedua putrynya yang menolong.

“Sultan tidak ada reaksi apapun, bahkan beliaulah yang tetap memerintahkan pihak istana untuk menyeret saya keluar dengan bahasa 'tolong amankan' sambil menunjuk ke arah saya. Sedangkan, pelakor masih di dalam belum keluar ke acara. Setelah kami diusir, pintu ditutup dan penobatan berlanjut,” jelasnya.

Insiden itu dibenarkan oleh Syarifah Elvina Febriana Alkadrie, putri tertua dari pernikahan Sultan Melvin dengan Ratu Nina.

"Dia (Sultan) yang memberi tahu istana untuk menyeret kami, anaknya dan istrinya yang sah untuk keluar. Kita harusnya memiliki hak di sana, tetapi sebaliknya kami dikeluarkan," katanya.

Sementara itu, penasihat hukum Ratu Nina, Dewi Ari Purnamawati, mengatakan bahwa pihaknya telah menemani korban untuk melapor ke Polisi Pontianak.