Motivasihijrahmuslim.com - Seperti diberitakan sebelumnya, Dinas Sosial Cianjur menerima seorang warga Semarang terlantar dan mengaku telah meninggalkan Banda Aceh selama 115 hari dengan berjalan kaki menuju Semarang.

Warga Semarang bernama Muhamad Dimas Ramadhan (27) ini telah tiba di Cianjur dan telah tinggal selama tiga hari. Ia mengaku pernah tinggal di beberapa kota dan mengamen untuk bertahan hidup.

Pemuda bertopi itu menjelaskan bahwa dirinya adalah korban seorang mandor bangunan yang mengambil gajinya.

Dimas mengaku bekerja sebagai kuli bangunan selama lebih dari dua bulan di Banda Aceh dengan janji gaji Rp. 150.000 per hari.

Dimas menceritakan pengalaman paling menakutkan saat melintasi hutan Jambi hingga Lampung.

"Yang paling menakutkan adalah, rumah-rumah masih jarang, kebanyakan hutan, binatang buas seperti babi hutan sering menyeberang jalan," kata Dimas.

Dimas khawatir ketika melintasi hutan bertemu dengan binatang buas seperti harimau sumatera.

"Ya benar, yang paling saya takuti adalah hewan liar, tidak pernah punya waktu untuk menghadapi mereka tetapi melihat mereka," katanya.

Dimas menuturkan, hingga Cianjur ia menghitung 115 hari perjalanan darat.

115 Hari Berjalan

Seperti diberitakan sebelumnya, Dinas Sosial Cianjur menerima seorang warga Semarang terlantar dan mengaku telah meninggalkan Banda Aceh selama 115 hari dengan berjalan kaki menuju Semarang.

Warga Semarang bernama Muhamad Dimas Ramadhan (27) ini telah tiba di Cianjur dan telah tinggal selama tiga hari. Ia mengaku pernah tinggal di beberapa kota dan mengamen untuk bertahan hidup.

Pemuda bertopi itu menjelaskan bahwa dirinya adalah korban seorang mandor bangunan yang mengambil gajinya.

Dimas mengaku bekerja sebagai kuli bangunan selama lebih dari dua bulan di Banda Aceh dengan janji gaji Rp. 150.000 per hari.

“Awalnya saya nekat jalan karena tidak punya uang, mandor bangunan di Aceh mengambil upah 18 pekerja, termasuk upah untuk saya,” kata Dimas di rumah singgah Dinas Sosial, Selasa (19/10/2021).

Dimas mengatakan sebagian besar pekerja berasal dari Banda Aceh, sehingga dia sendiri bingung untuk pulang.

Di setiap kota ia selalu tinggal beberapa hari di pasar atau terminal untuk bernyanyi.

Ia menceritakan perjalanan tersulit dari Jambi ke Lampung karena banyak hutan yang harus dilalui.

Difasilitasi Dinas Sosial Cianjur

Saat menyeberang ke Bakauheni dia diberi surat agar bisa naik kapal Ferry secara gratis untuk menyeberang ke Merak Banten.

"Baru di Cianjur saya ketemu polisi dan diantar ke Dinas Sosial. Saya mau pulang padahal ditawari tinggal beberapa hari di rumah singgah Cianjur," kata Dimas.

Dimas mengaku sebagai anak sulung dari tujuh bersaudara. Ia berangkat ke Banda Aceh dengan niat bekerja sebagai buruh bangunan di sana.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cianjur, Asep Suparman, mengaku prihatin dengan pengalaman Dimas.

Ia mengatakan akan memfasilitasi kepulangan Dimas dengan membuat surat kemudahan transportasi dengan tembusan ke Dinas Perhubungan.

“Kami juga prihatin dan sudah membuat surat kemudahan transportasi kembali ke alamat Dimas ini, sudah kami minta istirahat dulu tapi yang bersangkutan tetap mau pulang,” kata Asep.