Motivasihijrahmuslim.com Setiap orang mempunyai takdirnya masing-masing. Ada orang yang ditakdirkan penuh kebahagiaan, ada pula yang ditakdirkan untuk menjalani beragam cobaan menyakitkan.
Takdir yang dituliskan Allah merupakan hal terbaik dalam hidup kita, walau terkadang yang terbaik itu tak selalu indah.
Takdir memang sudah digariskan, tetapi bukan berarti tidak pernah berubah dan
kita tetap wajib ikhtiar.
Syekh Ibrahim Al Bajuri di dalam kitabnya Tuhfatul Murid halaman 96, menegaskan
kalau takdir itu ada 2 macam, takdir yang bisa berubah sepenuhnya, yaitu takdir
muallaq dan ada takdir yang pasti dan tidak bisa berubah, yaitu takdir mubram.
1. Takdir Muallaq
Yaitu takdir yang bisa berubah
secara utuh, berbeda sepenuhnya dari takdir yang telah tertulis. Takdir ini
dapat berubah berdasarkan terpenuhinya syarat. Seperti kita ditakdirkan kaya,
namun di 'Azali Allah telah menulis jika bermaksiat maka ia menjadi miskin.
Atau ditakdirkan miskin, tetapi jika beramal shaleh dan berdoa maka akan
menjadi kaya.
Karena itu ikhtiar doa dalam Pandanga Ahlussunnah Wal Jamaah sangat bermanfaat,
disamping pasti dapat pahala krn berdoa hukumnya sunat, juga berkemungkinan
besar merobah takdir Muallaq
artinya: Doa bermanfaat terhadap apa yang datang dan apa yang belum datang (dari langit). Bala pun akan datang dan bertemu dengan doa. Keduanya (bala dan doa) senantiasa ‘berperang’ hingga hari qiamat. Doa bermanfaat pada qadha mubram dan qadha muallaq. Perihal yang kedua (qadha muallaq), maka tidak mustahil menghilangkan putusan yang penghilangannya digantungkan pada doa dan tidak mustahil mendatangkan putusan yang penghadirannya digantungkan pada doa.
2. Takdir Mubram
Yaitu takdir yang pasti terjadi,
namun hanya cara terjadinya yang mungkin berubah karena Allah memberikan
kelembutanNya kepada orang yang berbuat kebaikan dan berdo’a. Seperti
ditakdirkan bahwa hari ini kita akan ditimpa bebatuan besar, tapi karena
kebaikan dan amal shaleh serta do’a yang kita perbuat hari ini, batu tersebut memang m engenai kita,
namun berubah dalam bentuk kerikil yang banyak. Begitu pula kematiaan dan umur
seseorang, itu pasti terjadi dan tidak berubah. Hanya saja, terkadang, cara
berubah atau maksud dari ditambah umur adalah dengan cara umurnya diberkati
(bertambah dalam kebaikan).
وأما الأول فالدعاء وإن لم يرفعه لكن الله تعالى
ينزل لطفه بالداعى كما إذا قضى عليه قضاء مبرما بأن ينزل عليه صخرة فإذا دعا الله
تعالى حصل له اللطف بأن تصير الصخرة متفتتة كالرمل وتنزل عليه
Artinya:
Adapun perihal yang pertama (takdir mubram) maka dengan berdoa, meskipun do'a
tidak berefek terangkatnya bala, namun Allah akan mendatangkan kelembutanNya
kepada orang yang berdo'a. Sebagaimana saat Allah menentukan satu keputusan
yang tidak bisa di ganggu gugat, seperti keputusan Allah menurunkan sebuah batu
yang besar terhadap hambanya, maka jika hamba tersebut berdoa, maka ia akan
merasakan sifat lutfun dari Allah, dengan proses jadilah batu yang besar tadi
hancur seperti pasir, kemudian baru diturunkan kepada hamba yang berdo'a tadi.
Dengan pengetahuan tentang takdir
ini, maka marilah berusaha untuk terus menjadi lebih baik. Terlepas bagaimana
takdir yang tertulis, kita perlu menempuh langkah-langkah yang baik demi
bertemu dengan takdir yang baik. Karena Setiap dosa dan ibadah yang kita
lakukan selalu bisa merubah takdir dan haluan hidup kita. Jika itu ibadah, maka
akan berbuah takdir yang manis di dunia terlebih di akhirat. Jika itu maksiat
(dosa) maka akan berujung pada kesengsaraan di dunia dan tentunya di akhirat.
Dan, jangan lupa sertakan doa dan
harapan atas segala usahamu. Sebab, doa itu bagaikan benteng dalam bertahan,
dan ibarat pedang dalam berjuang. Sementara harapan, itu adalah gelora
semangatmu, yang memperkokoh dirimu untuk menggenggam erat benteng pertahanan,
dan memperkuat jiwa berjuangmu dalam ayunan pedang.
Dan jangan pernah bersedih, jika
usaha dan do’amu berbanding terbalik dengan harapan. Jangan membenci takdir,
dan jangan membenci usahamu.
Manusia memang wajib berusaha, namun bukan wajib berhasil. Manusia bisa berencana, namun hasil akhir adalah hak Sang Pencipta.
Kita wajib bersyukur, atas
beragam nikmat dalam hidup. Allah telah memberikan ribuan nikmat hebat; nikmah
iman, dan nikmat islam. Tidak perlu mengeluh kehilangan nikmat yang kecil sekali.
Beryukurlah bahwa hari ini, kita masih beriman, sehingga tidak kekal di dalam
neraka jahannam. Bersyukurlah bahwa hari ini kita menjadi orang islam, sehingga
semua ibadah dan kebaikan kita terhitung sebagai pahala. Dan semoga, kita masih
memiliki nikmat iman dan islam ini, mempertahankannya sehebat mungkin atas ijin
Allah, walaupun diatas sakitnya sakratul maut dimana sekaligus kita kehilangan
sebagian akal pula.
Maka tidak perlu khawatir, jika
hidup kita ternyata biasa-biasa saja, bahkan, seringkali berhadapan dengan
masalah dan cobaan yang tak kunjung berakhir. Karena kita belum kehilangan
sesuatu yang penting. Kebahagiaan di dunia ini, bukanlah sesuatu yang penting.
Hidup mulus di dunia, bukan berarti indah. Keindahan sejati hanyalah di
akhirat; di dalam surga. Disanalah layak disebut kebahagiaan. Maka jika akhirat
yang menjadi fokus kebahagiaan kita, kita tidak akan peduli seberapa sakit
takdir di dunia ini. Dan andaipun pernah menjatuhkan air mata, itu sekedar
menampakkan kelemahan diri, yang membawa kita untuk meminta pertolongan kepada
Allah, hanya berharap segala sesuatu kepada Allah.
Untuk aku, kamu dan kita,
teruslah menjadi baik, milikilah harapan untuk menjadi baik. Jika pernah salah,
cobalah untuk menyadari bahwa itu adalah kesalahan, dengan menjadi penuntut
ilmu agama, lalu segeralah memperbaiki kesalahan tersebut.
Untuk aku, kamu dan kita, semoga
mampu bertahan dari ribuan sakit dunia ini, demi kebahagian sejati di akhirat
nanti. Semoga kita bahagia, meskipun tidak ditakdirkan bahagia di dunia, tapi
semoga ditakdirkan bahagia di akhirat nanti..Aamiin..
Sumber: Motivasihijrahmuslim.com
Oleh: Muhammad Fajar Isnaini
0 Komentar