Anak adalah anugerah dari Allah ta'ala. Orang tua perlu mendidik anak dengan baik hingga mereka menjadi orang yang berguna dan sukses di dunia dan akhirat.

Orang tua adalah madrasah pertama bagi anak. Karena itu penting bagi anak untuk mendapatkan banyak pengetahuan dari orang tuanya.

Semua tindakan dan sikap orang tua kepada anak akan sangat mempengaruhi pribadi anak di masa depan. 

Baik tidaknya anak, sebagiannya ditentukan oleh didikan oleh orang tua. Bahkan doa dan usaha orang tua kepada anak juga sangat berpengaruh bagi sang anak.

Rasulullah telah menjadi teladan yang baik bagi manusia. Itu termasuk, Rasulullah juga teladan terbaik sebagai sang ayah selaku orangtua bagi anaknya. Yuk simak bagaimana cara Rasulullah bergaul dan mendidik anak anak yang patut ditiru oleh orang tua.

Tidak mengekang anak bermain

Dalam bergaul dengan anak-anak, Rasulullah tidak selalu mengekang, beliau suka melihat anak-anak bermain.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:  “Pada suatu hari aku melayani Rasulullah. Setelah tugasku selesai, aku berkata dalam hati, ‘Rasulullah pasti sedang istirahat siang.’ Akhirnya, aku keluar ke tempat anak-anak bermain. Aku menyaksikan mereka sedang bermain. Tidak lama kemudian, Rasulullah datang seraya mengucapkan salam kepada anak-anak yang sedang bermain. Beliau lalu memanggil dan menyuruhku untuk suatu keperluan. Aku pun segera pergi untuk menunaikannya, sedangkan beliau duduk dibawah sebuah pohon hingga aku kembali.” (HR. Ahmad).

Anak memiliki sifat yang manja, dan sensitif. Mereka akan belajar segala hal yang mereka kenal karena besarnya rasa ingin tahunya. Tidak mengekang bukan berarti harus sepenuhnya bebas. Itu hanya terbatas pada hal-hal mudah saja. Tujuannya adalah agar mereka menaruh hormat dan kagum yang tinggi untuk kita. Sehingga kita mudah untuk mendidik mereka. Semua yang kita katakan mereka akan mudah mendengarnya. Inilah trik untuk mengambil hati anak-anak agar mereka mematuhi perintah dan nasehat kita. 

Mengajarkan anak cara shalat

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perintahlah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun dan pukullah mereka jika enggan melakukannya pada usia sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Ahmad).

Anak adalah tanggung jawab orang tua, dimana mereka wajib mengajari anak ilmu agama agar anak kelak sukses. Mengajari anak ilmu agama tak hanya dapat bermanfaat bagi sang anak sendiri, namun juga bagi orang tua nya. Ajarkan anak shalat sejak kecil agar mereka akan terbiasa melakukannya saat dewasa dan enggan untuk meninggalkannya.

Mengajarkan Puasa

Diriwayatkan dari Ar-Rubayyi’ bintu Mu’awwidz, salah satu perempuan shalehah sahabat rasul. Ia berkata: “Kami menyuruh puasa anak-anak kami. Kami buatkan untuk mereka mainan dari perca. Jika mereka menangis karena lapar, kami berikan mainan itu kepadanya hingga tiba waktu berbuka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Pelan-pelan cobalah untuk mengajari anak-anak berpuasa. Sebutkan manfaat dan hikmah puasa bagi anak-anak. Beri hadiah kalau perlu, manakala mereka berhasil berpuasa, agar mereka semakin semangat.

Mengajarkan anak untuk berbakti kepada orang tua 

Diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha: “Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih mirip dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam cara bicara maupun duduk daripada Fathimah.” ‘Aisyah berkata lagi, “Biasanya apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Fathimah datang, beliau mengucapkan selamat datang padanya, lalu berdiri menyambutnya dan menciumnya, kemudian beliau menggamit tangannya hingga beliau dudukkan Fathimah di tempat duduk beliau. Begitu pula apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang padanya, maka Fathimah mengucapkan selamat datang pada beliau, kemudian berdiri menyambutnya, menggandeng tangannya, lalu menciumnya.” (Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani).

Penting sekali untuk mengajarkan anak tentang keutamaan berbakti kepada orang tua. Sebab anak durhaka dalam islam merupakan dosa besar bagi sang anak. Terlebih lagi, anak yang berbakti kepada orang tua akan mendapatkan pahala yang besar. Bukankah, surga berada di telapak kaki ibu. Maknanya, tidak akan mendapatkan surga bagi seorang anak manakala ia durhaka terhadap ibunya.

Berlaku adil kepada anak perempuan dan anak lelaki

Dari Nu’man bin Basyir, beliau pernah datang kepada Rasulullah lalu berkata, “Sungguh, aku telah memberikan sesuatu kepada anak laki-lakiku yang dari Amarah binti Rawwahah, lalu Amarah menyuruhku untuk menghadap kepadamu agar engkau menyaksikannya, ya Rasulullah.” Lalu Rasulullah bertanya, “Apakah engkau juga memberikan hal yang sama kepada anak-anakmu yang lain?” Ia menjawab, “Tidak.” Rasulullah bersabda, “Bertakwalah kamu kepada Allah dan berlaku adillah kamu diantara anak-anakmu.”  Nu’man pun mencabut kembali pemberiannya.” (HR. Bukhari).

Anak-anak sangat sensitif dan perasaannya mudah tersentuh. Hal-hal kecil yang terkadang tak kita hiraukan namun sangat besar pengaruhnya bagi anak. Termasuk tentang perkara pilih kasih diantara anak-anak kita. Walau ada diantara anak-anak yang lebih kita sayang, namun biarkan itu tersembunyi di dalam hati kita saja. Jangan tampakkan melalui perbuatan. Meskipun hati mu lebih menyangi anak yang satu dari yang lain, namun cobalah pemberian diantara mereka tetaplah sama.

Mendidik anak dengan akhlak mulia

Anak harus memiliki akhlak yang baik. Tanpa akhlak yang baik tidak mungkin seorang anak akan berprilaku baik. Dengan mengajarkan anak segala hal tentang hal-hal yang baik untuk dikerjakannya, itu akan membuat ia tidak akan berbuat hal hal yang buruk. Sangat penting untuk anak memiliki sifat yang baik. Karena masalah selalu bermunculan dari pribadi yang buruk. Umat manusia saat ini semakin kekurangan orang yang baik. Dan pula semakin banyak saat ini kejahatan dan keburukan. Tanpa membentengi anak kita dengan pengetahuan dan praktek langsung mengenai akhlak yang baik, maka kemungkinan besar mereka akan terpengaruh dengan banyak hal-hal buruk.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.”

Mengajarkan cara berpakaian yang sesuai syariat agama

Biasakan sejak kecil bagi anak untuk memakai pakaian islami yang menutup. Termasuk saat bermain, agar anak tidak memakai pakaian yang membuka aurat, terutama bagi anak perempuan. 

“Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh merek. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Ahzab:59).

Diriwayatkan dari Aisyah ra: bahwa Asma’ binti Abi Bakar menemui Rasulullah SAW dengan kondisi ia berpakaian pendek, aka berpalinglah Rasulullah SAW seraya berkata, “Wahai Asma’, sesungguhnya wanita, apabila telah baligh, tidak pantas terlihat kecuali ini dan ini (beliau menunjuk wajah dan kedua telapak tangannya).” (HR. Abu Daud)

Mengayomi dengan baik

Berikan banyak perhatian kepada anak, bersikap lembut, menjaga, dan bimbingan masalah serta kasih sayang dan cinta. Khususnya anak perempuan, mereka sangat perlu dijaga lebih ketat. Ajarkan kepada anak perempuan tentang betapa berharganya mereka, sehingga mereka harus benar-benar menjaga dirinya sendiri. Banyak yang harus kita ajarkan untuk anak perempuan terutama tentang lemah lembut, cara berbicara, csopan santun, dan berpakaian.

“Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa. Maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku.” Kemudian Anas bin Malik berkata: Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau.” (HR Muslim).

Memberi hadiah

Berilah hadiah kepada anak untuk menarik simpati dan hatinya. Agar lebih mudah membimbing mereka karena hati dan jiwa mereka telah dekat dengan kita.

Rasulullah pernah membariskan Abdulullah, Ubaidillah dan sejumlah anak-anak pamannya, Al Abbas, dalam suatu barisan, kemudian beliau bersabda: “Siapa yang paling dahulu sampai kepadaku, dia akan mendapatkan (hadiah) ini. Mereka pun berlomba lari menuju tempat Rasulullah berada. Setelah mereka sampai di tempat beliau, ada yang memeluk punggung dan ada pula yang memeluk dada beliau. Rasulullah menciumi mereka semua serta menepati janji kepada mereka.” (Majmu’uz Zawaid).

Dr. As-Sayyid Muhammad Bin Alawi Al-Maliki bercerita :

وكان صلى الله عليه وسلم يلاطف الصبيان ويسلم عليهم ويمسح رؤوسهم (١)

وكان أحيانا يصف (٢) عبد الله وعبيد الله وكثير بني العباس ثم يقول : من سبق الي فله كذا وكذا

قال : فيسبقون اليه فيقعون على ظهره وصدره صلى الله عليه وسلم فيلتزمهم ويقبلهم (٣)

وكان إذا رجع من سفر تلقاه الصبيان من أهل بيته فرحا به لما يعلمون وشفقته ، فكان يحمل هذا على يديه وهذا يردفه خلفه صلى الله عليه وسلم


Rasulullah SAW sangat lemah lembut pada anak- anak. Mengucapkan salam pada mereka dan bahkan mengusap kepala mereka.

Bahkan, terkadang Baginda Rasul membaris Abdullah, Ubaidillah dan keturunan bani abbas lainnya. Kemudian beliau bersabda : "Barang siapa yang lebih cepat sampai kepadaku, maka aku akan memberi hadiah ini dan ini. Sontak anak-anak yang berbaris berhamburan rebutan menuju Beliau. Ada anak yang jatuh ke punggung Beliau. Ada anak yang jatuh ke pangkuan Beliau. Setelah itu, kemudian Beliau mendekap mereka dan menciumi mereka.

Selain itu, karena kelemah-lembutan Beliau, disaat Beliau pulang dari sebuah perjalanan, Rasulullah disambut oleh anak-anak dari sanak keluarga Beliau. Ada anak  yang Beliau bawa dengan kedua tangannya, dan ada anak yang Beliau panggul di punggung Beliau.

Inilah salah satu akhlak bergaul dengan anak-anak yang dicontohkan oleh Baginda Rasulullah. Mereka disayang. Mereka diperhatikan. Mereka dihibur, sehingga dimata anak-anak Rasulullah menjadi sosok yang selalu mereka rindukan. Makanya pantas saja jika ketika datang dari sebuah perjalanan bukan cuma sanak keluarga dan sahabat Beliau yang melakukan penyambutan, anak-anakpun menyambut kedatangan Beliau dengan penuh kegembiraan.

Namun miris rasanya hati ini, disaat Baginda Rasul mengajari kita menyayangi anak-anak dengan sepenuh hati, namundilain pihak ada kelompok yang dengan teganya menjadikan anak-anak sebagai pelampiasan hawa nafsu dan syahwat syetannya.

Didalam kitab " Tahrirul Wasilah " Juz 2 Hal. 241 Khumaini berkata :

وأما سائر الإستمتاعات كاللمس بشهوة والضم والتفخيذ فلا بأس بها حتى فى الرضيعة

Adapun bentuk bersenang2 seperti menyentuh dg syahwat, mendekap dan (naudzubillah) melakukan homoseksual  hukumnya tidak boleh (Haram) walaupun degan anak yang masih menyusu.


Lihat juga didalam kitab Syi'ah lainnya seperti " Al-Furu " karya Al-Kulainy Juz 5 Hal. 463 dan " At-Tahdzib " karya At-Tusy Juz 7 Hal. 255.

Anak-anak adalah tunas-tunas muda bangsa, mereka penerus perjuangan kita, mereka harus kita sayangi, mereka harus kita cintai, mereka harus kita lindungi  bukannya didholimi apalagi dijadikan pelampiasan nafsu birahi.

______

 (١)  قال شيخنا عبد الله سراج الدين رواه ابن حبان فى زوائده

 (٢) اي يجعلهم فى صف واحد

 (٣) رواه أحمد فى المسند بإسناد حسن


Kitab " Muhammad SAW Al-Insanul Kamil " Hal. 209 - 210 Cet. Al-Maktabah Al-'Asriyah Beirut.